Saudara-Saudari yang dikasihi Yesus
Setiap orang dipanggil untuk berbuat baik. Dalam hidup bersama kita mestinya berlomba-lomba berbuat baik demi bonum commune (kebaikan bersama). Perbuatan baik tidak eksklusif untuk orang tertentu atau kelompok tertentu, tetapi inklusif untuk siapa saja, umum untuk banyak orang seperti matahari, hujan untuk semua.
Kasih dan kebaikan Tuhan Allah terungkap dan tersedia secara berlimpah. Seturut kehendakNya, Allah menganugerahi setiap kita kemampuan untuk melakukan perbuatan baik. Namun, ada yang menghambat kita berbuat baik. Itulah kerjanya iblis-setan yang menggoda, mencoba, dan menghambat kita berbuat baik. Iblis-setan senang melihat kehidupan kita di dunia ini penuh dengan kejahatan.
Pada Sabtu 29 Spetember 2024, Markus (9: 38-43, 45,47-48) menceritakan tentang seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan. Kata Yohanes kepada Yesus, “Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi namaMu, lalu kami mencegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Yesus menjawab, “Jangan kamu cegah dia! Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikutKu, ia tidak akan kehilangan upahnya. Barangsiapa menyesat anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik ia dibuang ke dalam laut. Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah karena lebih baik dengan tangan kudung daripada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka.
Jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk dengan timpang dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada bermata dua dicampakkan ke dalam neraka.”
Yohanes seorang dari murid Yesus tidak senang-suka melihat orang yang bukan pengikut Yesus melakukan kebaikan (mengusir setan demi nama Yesus, menggunakan kuasa Yesus). Ia berpikir siapa saja yang melakukan hal-hal baik dengan otoritas Yesus, mereka harus bergabung terlebih dahulu dalam kelompok murid Yesus.
Pernyataannya, “bukan pengikut kita”, menunjukkan bahwa hanya murid Yesus menjadi satu-satunya “agen penyalur” rahmat dan kuasa Yesus. Namun, tanggapan Yesus menggoncangkannya, “Jangan kamu mencegah! Sebab tidak ada seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku seketika itu juga mengumpat Aku.” Bagi Yesus, siapa saja baik murid Yesus maupun yang bukan pengikut Yesus dapat melakukan perbuatan baik sesuai dengan ajaran-Nya.
Setiap orang beriman berhak dan wajib untuk melakukan perbuatan baik dan bermanfaat bagi sesama, sehingga menyenangkan Sang Pencipta. Niat, sikap, dan perbuatan baik bukan monopoli suatu kelompok tertentu. Akan tetapi, faktanya ada sejumlah orang yang tidak suka, sinis dan iri hati melihat orang lain berbuat baik.
Apalagi perbuatan baik itu dilakukan oleh kelompok, komunitas, atau agama lain yang bukan bagian dari kita, sehingga tidak mampu bersukacita atas perbuatan baik itu. Akhirnya, kita menjadi tertutup oleh pemikiran sempit dan eksklusif karena terperangkap sikap iri hati. Bukan hanya pemikiran yang sempit saja, tetapi jika kaki, tangan, dan mata menyesatkan kita untuk berbuat baik, penggallah dan cungkillah. Sikap iri hati muncul karena cara berpikir yang salah bahwa karunia dan kelebihan orang lain akan mengancam-mengusik harga diri kita. Mari kita belajar dari Yohanes, berpikir lebih luas, berpikir yang positif bahwa siapa saja yang memberi kita minum secangkir air, ia tidak akan kehilangan upahnya. Orang beriman-pengikut Yesus harus membuka diri, inklusif, terbuka terhadap semua orang, mau berdialog, bekerja sama dengan semua orang yang berkehendak baik guna mewujudkan dunia yang penuh kasih, damai dan keadilan.
Paus Fransiskus berpesan bahwa berbuat baik adalah tugas semua orang. Berbuat baik merupakan kartu identitas yang diberikan Tuhan kepada manusia karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Berbuat baik tidak selalu berbalas kebaikan, namun upaya untuk menjadi aktor perdamaian harus terus dilakukan. Semoga, ya semoga Tuhan memberkati. Pace e bene
Sabtu, 29 September 2024 – Br.Gerardus Weruin, MTB