Salib Suci

JPIC Kalimantan Barat
3 Min Read

JPIC KALIMANTAN BARAT| Sdra-Sdri yang dikasihi Yesus. Salib merupakan kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan tentang salib adalah kekuatan Allah, kata Santo Paulus (1 Kor 1:18).

Salib melambangkan penebusan dosa dan keselamatan bagi umat manusia melalui pengorbanan Yesus Kristus.

Salib menjadi bukti nyata kasih Allah kepada kita, pengampunan dan perdamaian dengan Allah, dan jalan keselamatan kita yang telah diatur oleh Tuhan.

Tidak ada jalan mencapai kemuliaan, selain jalan Salib Suci Tuhan kita Yesus Kristus. Berita tentang Salib Suci terus diwartakan, dihidupi dan berjalan bersama Yesus.

Hari ini Gereja merayakan Pesta Salib Suci untuk mengenang penemuan Salib Suci oleh Santa Helena, ibu dari Kaisar Romawi Konstantinus pada tahun 320.

Lalu ia mendirikan sebuah basilika di atas makan kudus Yesus Kristus dan pemberkatannya pada tanggal 13-14 September tahun 335 di Yerusalem. Tradisi tersebut berlanjut sampai saat ini, setiap tanggal 14 September kita merayakan Pesta Salib Suci.

Hari ini Yohanes (3:13-17) mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang naik ke surga, selain dari pada Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.

Seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal.

Allah mengutus Anak-Nya ke dunia bukan untuk menghakimi, melainkan menyelamatkannya.

Jelaslah bagi kita, Salib bukanlah suatu kebodohan dan kehinaan.

Salib yang kita pandang di gereja, kapel, sekolah, rumah merupakan saksi bisu bahwa kerelaan Tuhan Yesus merendahkan diri-Nya di kayu salib yang hina untuk menegaskan keutamaan tertinggi, yaitu sejarah keselamatan umat manusia.

Bruder Gerardus Weruin MTB

Salib Yesus tidak bermaksud memisahkan dan menjauhkan hidup kita dari sukacita dan bahagia. Dalam dan melalui Salib Yesus, kita menemukan dan mendapat sukacita, kejayaan, dan kemenangan atas kuasa maut.

Salib tanpa sukacita kebangkitan bukanlah salib Yesus; kebangkitan tanpa salib merupakan jebakan yang menjerumuskan kita ke dalam sukacita-kebahagiaan palsu-semu.

Paus Fransiskus pernah mengatakan ketika kita melakukan perjalanan tanpa Salib, kita membangun tanpa Salib, mengakui Yesus Kristus tanpa Salib, kita bukanlah murid-murid Yesus…. Tidak semua salib yang kita alami dalam hidup adalah Salib Yesus.

Salib Yesus selalu memperjuangkan kebaikan, keadilan, kebenaran demi keselamatan umat manusia.

Mari kita belajar memanggul salib-salib hidup kita bersama Yesus. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Luk 9:23). Jangan terjebak dengan kebahagiaan semu-palsu yang ditawarkan oleh dunia.

Semoga, ya semoga… Tuhan memberkati, Pace e bene (*** Br. Gerardus Weruin, MTB  14 September 2024).

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *