Keheningan Membentuk Kesadaran akan Alam

JPIC Kalimantan Barat
3 Min Read
Brevir Sore dengan Bruder Greardus MTB di Selat Panjang (09/01/2024)

JPIC Kalimantan Barat- Menyelami dan masuk dalam sebuah keheningan batin memungkinkan seseorang menuju pada sebuah pencerahan batin. Batin yang cerah lebih mudah menerima apapun yang terjadi atas kehadian alam, sebab alam selalu bertindak apa adanya. Justru manusialah yang tidak bertindak apa-adanya.

Seringkali manipulatif, bahkan mencari keuntungan diri dengan menindas secara sadar atau tidak sadar. Memperoleh kesadaran dan menerima kesadaran itupula menjadi sorotan utama untuk bersahabat dengan alam. Demikianlah gambaran kata Bruder Gerardus MTB saat saya mengunjungi Sekretariat JPIC MTB di Selat Panjang pada 09 Januari 2024 sore hari.

Lumayan, kedatangan Saudara Fransiskan dari Ordo Fransiskan Sekular siang itu memang kami memiliki dua agenda. Agenda pertama dan yang utama yakni Linting Rokok, yang kedua baru menulis konten JPIC Kalimantan Barat.

Ditengah keheningan rumah itu, saya dengan kesibukan saya sendiri dan Bruder Gerardus juga dengan kesibukannya menangkap ikan dengan jaring. “Kalau mancing nanti lama kita dapat, nah cara terbaik untuk cepat ya dengan jaring. Supaya bisa kita nikmati dulu lah ya,” kata Bruder Gerard sambil bersenandung dengan saudara ikan  peliharaannya.

Unik pula obrolan kami, dari Lintingan, alam, ikan, hingga penghayatan tentang keheningan.  Yang menjadi catatan saat itu yakni peran keheningan. Bruder Gerard juga menyadari selama dia merawat tanaman, memelihara ikan-ikannya dan belajar mengolah alam ala ekoenzim yang paling penting yakni sikap hati untuk hening.

“Bagaimana kita bisa bicara dengan pohon, rumput, dan ikan-ikan jika hati kita tidak masuk dalam keheningan?” kata Bruder.

Dia menambahkan, pencapaian yang Santo Fransiskus Assisi lakukan selama ini adalah soal keheningan batinnya sehingga mampu mendengar hingga melihat kedalaman dan indahnya alam itu. Bukan lagi tentang sekedar teladan, tetapi keheningan batinnya yang menjadikan Santo Fransiskus menjadi teladan dalam tindakan konkret.

Keheningan menurut bruder mampu melahirkan kesadaran akan alam. “Dimana kita sadar, disana kita dapat merasakan warna-warna alam yang penuh dengan keunikan itu,” tambahnya.

Dalam satu organisasi JPIC Kalimantan Barat, Bruder Gerard MTB berupaya untuk memberikan sudut pandang lain tentang peranan keheningan untuk mencapai kesadaran. Tak ada jalan lain mencapai kesadaran tanpa melalui keheningan.

Pertemuan kami hari itu kami tutup dengan brevir malam di Kapel. Depan patung Santo Fransiskus Assisi, kami mohon pertolongan doanya untuk melembutkan hati supaya mampu dan sadar akan keberadaan kami sebagai seorang Fransiskan. Semoga!

 

By. Sdr. Samuel OFS

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *